Jodoh merupakan salah satu rahasia Allah Swt begitupun dengan rezeki dan maut. Jodoh kita pun sudah ditetapkan oleh Allah Swt sejak kita masih berada di dalam Rahim. Tetapi, sebagai manusia sudah tugas kita untuk berikhtiar dalam menjemput jodoh, bukan hanya menunggu. Namun begitu, tentu ada masa dimana kita merasa khawatir akan kapan datangnya jodoh. Atau bertanya-tanya apakah seseorang yang kita sukai saat ini adalah jodoh kita nanti.
Jodoh adalah pasangan hidup yang berfungsi sebagai pakaian (menurut istilah dalam al Quran Surat Al-Baqarah:187). Pakaian itu melindungi, menutup aurat, maka jodoh itupun sama saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Dalam Islam, jodoh adalah cerminan diri kita. Allah Swt berfirman, “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (QS. An-Nur : 26).
Sesuai dengan ayat alquran diatas pada dasarnya kita menginginkan jodoh yang baik untuk kita, dari segi sikap maupun sifat. Bahkan kita mengidam-idamkan seperti sosok Siti Khodijah atau Ali bin Abu Thalib. Lalu, menurut Direktur Ma’had Madinatul Ilmi 2, Muhammad Thoha Mahsun, S.Ag., M.Pd.I ada tips bagi kita untuk mendapat jodoh dalam islam.
Pertama, yakin kepada Allah Swt. “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS Asy-Syura : 11)
Kedua, selalu berdoa kepada Allah Swt dan bersedekah. Sehingga segala urusan akan dipermudah oleh Allah termasuk mencari jodoh, wallahu a’lam. “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
Ketiga, memantaskan diri. Kita perlu memperbaiki hidup sesuai ajaran islam terlebih dahulu. Sebab, perjodohan itu menurut Allah adalah yang sekufuk. Maksudnya adalah jika kita baik maka akan mendapatkan jodoh yang baik pula, begitu pula sebaliknya.
“Memperbaiki diri atau way of life ( panduan, landasan, jalan hidup) seperti rajin beribadah dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta manusia. Terutama sebagai seorang anak adalah tunduk patuh terhadap orang tua (birrul walidaini), terus berdoa dan berdoa.” ujar Bendahara PDM Gresik ini.
Kufu berarti sesuatu atau seseorang yang sepadan dengan sesuatu atau seseorang lainnya. Adapun maksud sekufu dalam pernikahan di sini adalah sepadannya seorang suami dengan istrinya dalam agama, kedudukan, pendidikan, kekayaan, status sosial, dan sebagainya.
Terakhir, adalah untuk tidak berputus asa dan tetap melakukan amal sholeh lainnya serta menjahu larangan Allah Swt. InsyaAllah jodoh akan datang. “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Az-zumar:53)
Sebelum kata putus asa keluar dari bibir kita, alangkah baiknya sibukkan hari dengan melakukan aktivitas yang positif. Ikuti komunitas pejuang hijrah, mengikuti kajian untuk meluruskan kembali niat kita, atau sekedar melakukan travelling bersama teman.
“Sikap kita sebagai orang Muslimah adalah bersabar, terus berikhtiar, dan berhusnudzon kepada Allah. Selagi menunggu atau menjemput, isi dengan kebermanfataan kepada sesama, berdoa, dan terus berkarya.” tips dari Kepala SMKM 05 Gresik, Thoha Mahsun.
Namun, perlu untuk diingat terkadang kita seringkali mendambakan sosok yang sempurna sebagai pasangan hidup kita. Bahkan melihat keromantisan para selebriti di sosial media atau idola membuat referensi pasangan kita seperti mereka. Sosial media bukanlah patokan untuk kita mencari pasangan yang ideal karena dalam sosial media itu seringkali kita jumpai banyak kepalsuan.
“Sesungguhnya kondisi seperti ini menurut psikologi adalah menutupi kekurangan yang ada (kehidupan yang nyata pada pasangan/keluarganya). Maka dasar dari berkeluarga atau pasangan suami istri yang ideal itu adalah, yang betul-betul menjadikan nilai alquran dan sunnah sebagai landasan yang utama dalam kehidupan berkeluarga,” ungkap yang pernah mengikuti Study Banding Doble Degree UUM Malaysia, tahun 2016 ini.
Contohnya pada kehidupan Rasulullah dengan istri-istrinya dan keluarga khulafaurrasyidin para sahabat nabi yang terdekat. Maka cara kita menyikapi postingan yang tersebar di dunia maya adalah dengan sikap yang biasa-biasa saja dan bertabayyun terhadap berita yang muncul di sosial media.
InsyaAllah, jika kita mengamalkan perintah dan menjauhi larangan-Nya akan dipermudah segala urusan, termasuk menjemput jodoh. Semoga kita diberikan jodoh oleh Allah Swt yang mulia di dunia dan akherat, Aamiin. (df)