Takabur adalah perbuatan yang sangat di benci oleh allah Swt, takabur merupakan perasaan sombong dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Seseorang yang memiliki sifat takabur membuatnya selalu ingin tampil hebat. Serta memandang rendah orang selain dirinya.
Sifat ini tak hanya dibenci oleh Allah Swt. Namun juga sangat tidak disukai oleh sesama manusia. Karena keangkuhan yang dimilikinya membuat orang disekitarnya merasa tidak nyaman. Orang yang memiliki sifat takabur biasanya terlihat angkuh secara lahiriah. Allah SWT berfirman,
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah memberikan peringatan untuk menjauhi sifat takabur,
“Dari Abdullah bin Mas’ud bin Malik dari Rasulullah SAW beliau bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (sombong) walaupun hanya seberat atom yang sangat halus sekalipun.” (H.R Muslim).
AKIBAT DARI MEMILIKI SIFAT TAKABUR
- Akan di benci allah Swt
Sudah jelas bahwa Allah Swt sangat membenci orang-orang yang memiliki sifat takabur. Golongan orang ini akan sulit mendapat hidayah, karena didalam hatinya selalu merasa hebat. Dan selalu merasa tidak membutuhkan pertolongan dalam kehidupannya.
- Tertutup mata dan hatinya
Orang-orang yang memiliki sifat takabur, hatinya akan dipenuhi oleh ketamakan. Membuat mata dan hatinya tertutup dari segala kebenaran lainnya.
- Mendapatkan kehinaan dan siksaan akhirat
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “ Orang-orang yang sombong, keras kepala dan takabur, akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti kumpulan semut, dipijak-pijak oleh manusia karena hinanya mereka di sisi Allah.”
Orang-orang yang bersifat takabur akan mendapat kehinaan dan siksaan kelak di akhirat. Untuk itu betapa Rasulullah sangat menganjurkan untuk menghindarkan diri dari sifat yang sangat dibenci Allah ini. Karena bukan hanya di dunia saja mereka akan dijauhi oleh sesama manusia, namun kelak diakhirat juga mendapat balasan yang sangat berat.
CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI TAKABUR
Dari imam al-ghazali mewanti-wanti bahaya sifat takabur ini. Untuk menghindar dari penyakit ini, Imam Al Ghazali memiliki lima resep, yaitu:
- Jangan meremehkan anak kecil. Anak kecil belum pernah bermaksiat, sehingga lebih baik dari orang dewasa.
- Jangan menyepelekan orang yang lebih tua. Anggaplah orang lebih tua beribadah kepada Allah Swt lebih dulu ketimbang kita, sehingga bisa jadi amalan pahalanya lebih besar.
- Bila ada orang berilmu, berusahalah menganggap orang itu menerima anugerah yang tidak kita peroleh, sudah menjangkau apa yang belum kita capai, tahu apa yang belum kita ketahui.
- Bila orang lain itu bodoh, beranggapanlah bahwa kalaupun bermaksiat orang bodoh berbuat atas dasar kebodohannya, sementara dirimu berbuat maksiat justru dengan bekal ilmu.
- Bila orang lain itu kafir, beranggapanlah bahwa kondisi akhir hayat seseorang tidak ada yang tahu. Bisa jadi orang kafir itu di kemudian hari masuk Islam lalu meninggal dunia dengan amalan terbaik (husnul khatimah).
Dengan mengikuti ke lima resep dari Imam Ghazali tersebut, peluang-peluang untuk bersifat takabur akan tertutup. Seolah beliau ingin mengatakan bahwa sepatutnya seseorang menghabiskan energinya untuk introspeksi kepada diri sendiri ketimbang sibuk menghakimi kualitas diri orang lain.
CIRI CIRI TAKABUR
- angkuh
Orang yang takabur biasanya memiliki ciri-ciri bersikap angkuh, terutama dengan orang lain. Hal ini dikarenakan takabur akan menimbulkan kebencian di antara manusia dan tidak membawa manfaat sama sekali.
- Tidak ada ketenangan dalam hatinya
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (H. R. Muslim)
Dalam hati orang yang gemar bertakabur terhadap orang lain, tidak akan ada ketenangan karena dipenuhi dengan sifat sombong. Allah jelas melarang untuk manusia memiliki penyakit hati ini dan jika manusia tidak mengindahkannya, maka murka Allah lah yang akan diterima sebagai ganjarannya.
editor: difa