Anak-anak terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Seluruh aspek pertumbuhan maupun perkembangannya berubah seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan, dan stimulasi yang diperolehnya dari lingkungan. Saat anak mulai menunjukkan polah tingkah yang berbeda dari biasanya, atau mulai ‘sulit diatur’, bahkan cenderung memrotes apa yang dikatakan orang tua, di situlah orang tua kerap kali merasa kebingungan dan mempertanyakan mengapa anak-anak menjadi demikian? Apakah ada yang salah dari sisi pengasuhan orang tua? Bukankah selama ini orang tua sudah berupaya memberikan yang terbaik dalam mengasuh mereka?
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada sebagian besar orang tua di masa sekarang ini, didapatkan informasi mengenai kurangnya pemahaman mengenai perkembangan anak dan kebutuhan pengasuhan di setiap tahapannya. Tidak jarang para orang tua terlambat menyadari bahwa perubahan-perubahan yang didapati pada diri anaknya adalah sebuah kewajaran, normal, sehingga telanjur menganggap anaknya tengah berada dalam masalah. Artinya, para orang tua belum memperoleh pemahaman bahwa pada setiap tahap perkembangan, terdapat kebutuhan psikologis anak yang sebisa mungkin dipenuhi oleh pengasuh, dalam hal ini umumnya adalah orang tua dari anak atau pada beberapa keluarga karena suatu alasan bisa saja pengasuhan diambil alih oleh nenek/kakek, babysitter, atau pihak lain yang bertugas mengasuh. Pada dasarnya, siapapun yang mengasuh anak bukan menjadi suatu masalah besar apabila pengasuh ini dapat memberikan respons yang tepat terhadap kebutuhan anak di setiap tahapannya.
Menurut Erik H. Erikson, terdapat 8 tahapan perkembangan psikososial. Pada kesempatan ini, kita mengupas 1 tahapan saja, yaitu anak dalam rentang usia 0 -1 tahun. Pada usia 0-1 tahun, anak masih berada dalam masa bayi yang tidak berdaya. Perhatikanlah betapa tergantungnya ia kepada lingkungannya secara penuh. Ia membutuhkan bantuan untuk mengubah posisi tidurnya, belum mampu sendawa sendiri, tidak mampu mengganti popok sendiri, dan sejenisnya. Bayi memulai pelajaran pertamanya di luar kandungan tentang dunia yang menjadi tempat ia menjalani hidup. Amankah dunianya? Dapatkan dunia ini dipercaya? Untuk membantunya memiliki keyakinan bahwa dunia dapat dipercaya dan aman baginya, pengasuh harus memastikan bahwa bayi terpenuhi kebutuhannya dengan cepat meresponsnya secara tepat setiap kali ia mengkomunikasikannya, yakni melalui tangisan, ocehan, atau cara lain yang umum dilakukan bayi untuk menyampaikan kebutuhannya.
Segera dekati bayi dan temukan apa yang ia butuhkan untuk segera kita berikan. Hal penting yang perlu dimengerti orang tua atau pengasuh adalah bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi pada tahap ini akan mengembangkan rasa tidak percaya. Anak akan menghayati bahwa dunia begitu menakutkan dan penuh ancaman. Kondisi ini merugikan dan berisiko menjadikan lemahnya pondasi kepribadian seorang anak manusia.
Chandrania Fastari, M.Psi., Psikolog
Edisi Majalah Matahati Oktober 2020