Pandemi Corona jenis baru (Covid-19) membawa dampak signifikan tidak hanya dalam sektor kesehatan, namun juga ekonomi. Mustahiq pemberdayaan usaha Lazismu di Benjeng Gresik, Ninik Sulistyowati merasakan dampaknya.
“Saya sekarang libur, sudah tiga hari jualan tidak ada yang beli sama sekali,” ungkapnya yang berprofesi sebagai penjual pecel di Metatu ketika ditanya Lazismu tentang dampak Covid-19 terhadap usahanya.
Sama halnya dengan Ninik, Neneng Salmiah penerima manfaat usaha gorengan ini juga mengeluhkan sepi pembeli,”Jika ada yang butuh nasi bungkus, tolong hubungi saya, warung-warung banyak yang tutup,” ceritanya yang juga menitipkan nasi bungkus ke warung-warung di sekitar GKB Gresik ini.
Saat pemerintah mengeluarkan perintah untuk physical dan social distancing,orang-orang seperti Ninik dan Neneng harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Realitas seperti ini, menggugah kesadaran ta’wun (saling menolong) warga dengan ekonomi yang berkecukupan. Banyak orang yang rejekinya berlebih, berempati terhadap nasib mereka, lalu bersedekah. Bahkan, ada yang zakatnya ditunaikan sebelum ramadhan.
”Hari ini saya menerima zakat 10 juta dari donatur, kata beliau memang diawalkan agar orang-orang yang terdampak covid-19 bisa segera mendapatkan bantuan pangan,” ujar amil Lazismu Gresik, Miftakhul Huda setelah mendapatkan zakat pada Jumat (17/04/2020).
Hal ini senada dengan ajakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Zainut Tauhid Saadi yang mengajak umat Islam mempercepat pembayaran zakatnya agar bisa membantu kalangan rentan terdampak Covid-19 sesegera mungkin.
“Khusus terkait zakat dapat dibayarkan lebih cepat dari waktunya. Zakat mal apabila telah mencapai nishab (batas minimal harta wajib zakat) dapat dibayarkan lebih cepat tanpa menunggu genap haul (waktu kepemilikan) satu tahun,” kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/4).
Ketua Lazismu Pusat, Hilman Latief mengamini pernyataan tersebut. Ia menjelaskan, biasanya waktu membayar zakat fitrah saat Ramadhan menjelang Idul Fitri. Tujuannya untuk memberikan kebahagiaan kepada fakir miskin menjelang Idul Fitri. Tapi pembayaran zakat sebetulnya sudah tidak lagi ditentukan oleh Ramadhan, karena sekarang sudah lebih fleksibel. Karena itu tiap bulan lembaga amil zakat juga menerima pembayaran zakat dari masyarakat.
Zakat mal juga tergantung kapan mulai dihitungnya dan kapan bayarnya, sehingga tidak perlu menunggu sampai Ramadhan baru membayar zakat mal. Tapi umumnya masyarakat menghitung haul zakat mal mulai dari Ramadhan.
Ia juga menyampaikan, saat ini banyak yang berharap lembaga filantropi Islam membantu penanganan pandemi corona. Hanya saja ada perbedaan penanganan bencana alam dan pandemi corona. Bencana alam terjadi di satu titik sehingga masyarakat dari wilayah lain bisa membantu ke masyarakat di titik bencana. Tapi pandemi corona menyebar dan dampaknya sampai ke daerah-daerah.
“Dulu dana dari Lazismu di daerah bisa dibawa ke pusat misalnya untuk menangani bencana di suatu daerah. Kalau sekarang dana Lazismu dari daerah digunakan di daerah,” ujarnya.
Hilman juga mengatakan, lembaga amil zakat nasional seperti Lazismu harus mengatur dana zakat, infak dan sedekah untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan. Dalam situasi krisis dan bencana biasanya dana langsung disalurkan sampai habis, tapi dalam situasi seperti ini dana harus dipersiapkan untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan. Sambil menyiapkan program untuk masyarakat agar mampu bertahan dari dampak pandemi corona.
Melalui zakat dan infaq, banyak orang yang terbantu. Mari kita jadikan momen Ramadhan 1441 H ini, sebagai sarana ta’awun kepada saudara-saudara kita yang terdampak Covid-19.
Referensi :tabligh.muhammadiyah.or.id, antaranews.com, republika.co.id