Generasi terbaik menurut Nabi ialah generasi yang ada di masa beliau dan di masa para sahabat. Sungguh pada masa itu adalah sebaik-baik zaman. Barang siapa mengatakan selain itu, maka ia termasuk (orang sesat).
Dalam hadist riwayat Aisyah radhiallahu anhuma, ia berkata: ”Adapun seorang lelaki bertanya kepada rasulullah: ’Siapakah sebaik-baik manusia? Kemudian Rasulullah menjawab:’yaitu kurun/ masa dimana aku hidup saat ini, kemudian pada masa berikutnya, kemudian di masa berikutnya lagi.
Dari hadist tersebut menjelaskan mengenai masa generasi terbaik yaitu di masa Rasulullah dengan para sahabatnya. Selanjutnya, masa setelah sahabat adalah masa tabi’in atau bisa disebut pengikut para sahabat, setelah itu adalah masa tabi’ut- tabi’in yakni pengikut tabi’in dan begitulah seterusnya dari zaman ke zaman.
Perlu kita ketahui sebagai generasi berikutnya, bahwa ajaran agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw merupakan ajaran yang sifatnya bisa dikatakan universal, sesuai dengan situasi dan kondisi. Keadaan dalam ajaran islam tidak menempatkan keterbelakangan dengan berbagai perubahan dan kemajuan karena dapat disaring dan diimbangi.
Secara umum yang disandangkan bagi ajaran agama islam terkait dengan “generasi terbaik.”
Jika mengikuti alur dari perjalanan sejarah, yaitu dengan logika manusia. Maka akan terus mengalami perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan. Pembahasan mengenai “generasi terbaik” ini mengajak kita sebagai generasi penerus untuk sadar akan pentingnya pandangan terhadap sejarah.
Dengan memiliki kesadaran dalam sejarah itu akan memberikan pengaruh positif bagi kita. Juga sebagai generasi penerus perlu untuk menyikapi akan kenikmatan, keberhasilan, kesengsaraan, dan penderitaan dengan akal logika dan akhlak.
Memiliki pengetahuan mengenai sejarah tidak akan ada yg merasa paling baik, paling benar, apalagi sebagai satu-satunya orang yang paling benar, karena mengetahui bahwa dahulu juga ada orang yang lebih baik dan lebih benar.
Adapun urutan para sabahat Nabi yang merupakan generasi terbaik dimasanya, yaitu:
- Khulafaurrasyidin yang empat
Abu Bakar, Umar, Usman, Ali. Mereka adalah orang yang di sabdakan Nabi bahwa wajib bagi mereka atau generasi berikutnya untuk mengikuti sunnah ku dan sunnah khulafaur rasyidin yang berpetunjuk sesudahku.
- Kemudian ada 10 orang yang di beri kabar gembira pasti masuk surga diantaranya : Abu ubaidah, Aamir bin al jarrah, Sa’ad bin abi waqqash, Sai’id bin zaid, Zubair bin al awwam, Thalhah bin ubaidillah, Abdurrahman bin auf
- 313 Ahlul Badr
Perang Badar merupakan perang besar yang menentukan masa depan islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan (13 Maret 624 M). Perang ini mempertemukan Kaum Muslim dan Quraisy.
Sebanyak 313 pasukan muslim yang merupakan orang-orang terbaik mengalahkan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 1.000 orang. Di dakam Alquran menamai persitiwa ini dengan Yaumul Furqan (hari pembeda) yaitu hari bertemunya 2 pasukan.
Ahlul Badr (pejuang Perang Badar) radhiallahu ‘anhum adalah orang yang paling mulia sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad saw.
“…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249).
- Sahabat yang beriman dan turun jihad di jalan Allah Swt
- Kaum muhajirin dan kaum anshor
Muhajirin adalah sebutan untuk para pengikut Nabi Muhammad yang hijrah meninggalkan Mekkah, dalam rangka menjaga keimanan mereka dan menyelamatkan diri dari penindasan penduduk Mekkah, yang menentang dakwah Islam di kota tersebut. Kaum Muhajirin sempat melakukan hijrah ke dua tempat, yang pertama kali ke Habsyah, dan yang terakhir ke Madinah.
Anshar adalah sebutan bagi kaum yang menerima hijrah Nabi Muhammad saw dari mekka menuju Madinah. Sesampainya di Madinah, mereka menyambut kaum muhajirin dengan baik dan membantu. Hal ini karena sebelumnya telah ada Sebagian penduduk Madinah yang mengunjungi Mekkah untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad. Secara Bahasa Anshar adalah penolong dan Kaum Anshar terdiri dari Bani Khazraj dan Bani Aus.
Allah Swt berfirman dalam alqur’an yang menjadi peringatan kepada setiap hamba dan setiap kaumnya sebagai berikut:
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka. Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” (QS al-An’am 6).
Sumber
kalam.sindonews.com
umma.id
editor : Difa