Adab Komunikasi antara Laki-laki dan Perempuan. Lelaki dan perempuan yang bukan mahram memang tidak dilarang untuk berbicara. Pembicaraan yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan.
Pembicaraan dapat dilakukan jika tidak berkhalwat, tidak menimbulkan fitnah, isi pembicaraan mengandung kebaikan, dan tetap menjaga adab-adab kesopanan yang ada.
Adab Komunikasi antara Laki-laki dan Perempuan
Contohnya saat interaksi jual beli, membahas persoalan penting, ataupun menghadapi situasi darurat seperti saat ada bencana atau tindakan medis. Berikut akan dijelaskan beberapa adab komunikasi antara laki-laki dan perempuan menurut Islam.
Dalam melakukan percakapan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, kita dapat meneladani sikap para istri nabi. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 32,
يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ
“Karena itu janganlah kamu (isteri-isteri Rasul) tunduk (yakni melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik.”
Ayat tersebut menjelaskan bagaimana adab saat berbicara dengan lawan jenis yang bukan mahram. Baik secara langsung, ataupun melalui media sosial. Obrolan biasa akan menjadi istimewa apabila setan telah ikut campur didalamnya.
Sehingga tetap waspada dan jangan sampai lengah karena setan menjerumuskan kita secara langsung dan dengan cara perlahan-lahan. Intinya dalam berkomunikasi dengan lawan jenis, ada adab atau batasan yang harus diperhatikan terutama oleh kaum perempuan, antara lain:
- Tidak melembutkan suara
- Tidak berkhalwat
- Mengucapkan perkataan yang baik
- Menundukkan pandangan
Sedangkan dalam berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahram melalui media sosial (medsos) seperti chatting, memang digunakan syarat-syarat yang hanya bisa diukur oleh diri sendiri. Seperti bahasa yang digunakan termasuk merayu atau tidak, isi pembicaraan merupakan hal penting atau tidak, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kejujuran masing-masing individu dalam mengukurnya, dan sejauh mana kita merasa diawasi oleh Allah Swt. Semakin kuat iman seorang hamba, maka semakin takut pula ia untuk melanggar hal-hal yang telah dibatasi Allah, dan rasa diawasi oleh Allah juga makin kuat.
Saat berkomunikasi secara langsung, perempuan dan laki-laki dilarang untuk berkhalwat. Berkhalwat artinya berduaan, antara laki-laki dan perempuan bukan mahram, di tempat sepi dan tidak diketahui orang lain.
Hal tersebut dilarang karena bisa menjadi jalan setan untuk menggoda keduanya melakukan sesuatu yang dilarang Allah Swt. Contohnya saling menatap atau bersentuhan dengan syahwat, atau yang lebih jauh daripada itu.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut.”
Selain menjaga supaya tidak menggunakan percakapan dengan nuansa romantis yang dilarang, kita juga harus memastikan bahwa ucapan-ucapan yang disampaikan pada waktu berkirim pesan adalah ucapan yang baik.
Perhatikan adab saat berkomunikasi dengan lawan jenis bukan mahram. Jangan sampai kita membicarakan hal-hal yang tidak patut, tercela, atau berbau asusila.
baca juga: Adab BerMedsos
Jadi, meskipun kita dilarang untuk melembutkan suara secara berlebihan, namun bukan berarti kita bisa menyampaikan kata-kata yang kasar dan tidak menyenangkan. Tetap harus menjaga adab, serta ucapkan perkataan yang baik dan sopan.
Menjaga diri dari melembutkan suara atau menyampaikan rayuan dalam berkirim pesan melalui medsos, merupakan upaya mencegah niat buruk dari orang yang memiliki penyakit hati.
Maka dari itu saat bermain menggunakan media sosial, masing-masing individu harus pandai dalam menundukkan pandangan. Menundukkan pandangan bukan hanya berlaku di dunia nyata, namun juga dunia maya.
Dunia maya dapat menyimpan berbagai informasi (terutama gambar) tentang masing-masing orang. Tidak sedikit orang yang gemar mengunggah gambar-gambar diri di media sosial. Inilah yang seringkali menjadi jalan maksiat apabila seseorang tidak bisa menahan pandangannya.
sumber:
editor: difa