Dalam kehidupan kita tidak bisa terlepas dari masyarakat karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Etika berhubungan dengan sesama manusia termasuk dalam bertetangga haruslah baik.
Orang-orang terdekat dalam hidup kita adalah tetangga yang ada di sekitar tempat kita tinggal. Rasulullah saw menerangkan tentang siapa saja yang merupakan tetangga itu dalam hadisnya. “Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya).” (HR Ath-Thahawi).
Hak-hak tetangga dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw berikut, “Apakah kalian tahu hak tetangga? Jika tetanggamu meminta bantuan kepadamu, engkau harus menolongnya. Jika dia meminta pinjaman, engkau meminjaminya. Jika dia fakir, engkau memberinya. Jika dia sakit, engkau menjenguknya. Jika dia meninggal, engkau mengantar jenazahnya. Jika dia mendapat kebaikan, engkau menyampaikan selamat untuknya. Jika dia ditimpa kesulitan, engkau menghiburnya. Janganlah engkau meninggikan bangunanmu di atas bangunannya, hingga engkau menghalangi angin yang mengembus untuknya, kecuali atas izinnya. Jika engkau membeli buah, hadiahkanlah sebagian untuknya. Jika tidak melakukannya, maka simpanlah buah itu secara sembunyi-sembunyi. Janganlah anakmu membawa buah itu agar anaknya menjadi marah. Janganlah engkau menyakitinya dengan suara wajanmu kecuali engkau menciduk sebagian isi wajan itu untuknya. Apakah kalian tahu hak tetangga? Demi Dzat yang menggenggam jiwaku, tidaklah hak tetangga sampai kecuali sedikit dari orang yang dirahmati Allah,” (HR At-Thabarani).
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Majmu’ah Rasail menulis sebuah risalah mengenai sejumlah adab dalam bertetangga.
“Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbelasungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.’’
Berikut adab bertetangga yang perlu diaplikasikan yaitu :
- Besikap baik, kepada tetangga hendaknya bersikap baik untuk menjalin hubungan yang akrab.
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).
- Tidak menghalangi bangunan tetangga, dalam bertetangga tentu memiliki bangunan yang berdampingan. Sebagai tetangga hendaknya tidak menghalangi tetangga membangun rumah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya.” (HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462).
- Memelihara hak tetangga, sebagai tetangga haruslah menjawa harta tetangga dari kejahatan, serta memberikan hadiah kepada tetangga untuk menjalin hubungan dengan akrab.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Nabi menjawab ’‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu.’” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).
- Tdak mengganggu tetangga, apabila ingin mengadakan sebuah acara di rumah maka hendaknya meminta izin tetangga terlebih dahulu agar tidak merasa terganggu dengan acara yang diselenggarakan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah dia mengganggu tetangganya.’” (HR. Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini menurut riwayat beliau, Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462)).
- Menjenguk ketika tetangga sakit, apabila tetangga sakit maka seharusnya menjenguknya sembari memberikan semangat dan doa agar cepat sembuh dari penyakinya.
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).
Dan adab bertetangga lainnya yaitu, tidak menyinggung perasaan tetangga dengan perbuatan atau perkataan, memberikan bantuan apabila tetangga membutuhkan, tidak membiarkan tetangga dalam keadaan lapang, tidak ikut campur dalam urusan keluarga tetangga, dan memaafkanya apabila tetangga berbuat salah.
Sumber dari informasi lainnya
editor: difa